Perjalanan Torop Pasaribu Mencapai Impiannya

Perwujudan Mimpi Dengan 3K

Oleh Torop Pasaribu


Namaku Torop Marombun Pasaribu, lahir di Pulosiborna pada tanggal 08 Juli 1999. Aku dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluarga yang berkekurangan. Aku merupakan anak bungsu yang mempunyai mimpi tinggi daripada ke empat Kakak Perempuanku yang super baik dan ketiga saudara laki-Lakiku yang pekerja keras. Hari-hari kami terlewati sangat indah dan penuh dengan warna yang kalah indahnya dari pelangi.

Walau keluargaku tak mempunyai istana indah seperti dicerita dongeng bahkan makanan kami tidak selezat makanan para prajurit di kerajaan. Tetapi soal pendidikan kedua orangtuaku adalah ratu dan rajanya. Orang terhebat didunia yang aku miliki serta yang aku lihat, bahkan bagiku Albert Einsten kalah hebatnya dari orangtuaku. Berkat kehebatan mereka, kami anak-anaknya mampu membaca, menghitung, mencicipi bangku sekolah dengan sangat baik hingga kami tamat Sekolah Menengah Atas. Dimana di luar sana banyak sekali yang tidak pernah mencicipi bangku yang kami lalui ini. Aku berterima kasih padaNya, karena memberikan kami orangtua yang sangat luar biasa.

Kali ini aku ingin menceritakan kisahku dengan mimpi yang amat tinggi yang kumiliki setelah tamat SMA. Tidak apa bermimpi tinggi, karena bermimpi itu bebas, bukan? Waktu itu tepat pada bulan Mei 2017, aku Lulus dari SMA YP HKBP Pematang Siantar. Saat itu pikiranku bingung, kacau penuh tanya, tentang kemana aku selanjutnya. Apakah aku bisa melanjutkan pendidikanku dengan keadaan yang ada? Sementara kedua orangtuaku sudah mulai menua,  tenaga mereka sudah mulai memudar. Tetapi mimpi dipikiranku selalu membara dan akhirnya kuterapkan dalam hatiku untuk tetap semangat, optimis, Be Humble demi cita-citaku.

Setelah kelulusan SMA, dengan berat hati aku mencoba mengatakan hal yang selama ini kuimpikan kepada orangtuku, untuk melanjutkan pendidikan. Mimpi yang aku inginkan dari SMP  menjadi pelayan Tuhan (Pendeta).

Alhasil jawaban mereka membuatku putus asa. Mereka berkata, “Terlalu tinggi sekali kamu mengambil cita-cita itu Amang, lihatlah situasi kondisi Orang Tua mu ini.”

Setelah itu, aku merenunginya ditemani air mata yang selalu ada disaat aku melihat keadaan yang jadi penghalang ini. Walau aku pria, menangis sepertinya selalu kulalui mungkin karena aku anak terakhir ya. Kejujuran orangtuaku yang tidak mampu menyekolahkanku ke perguruan tinggi ini membuatku berpikir untuk mencari pekerjaan. Pada bulan oktober 2017 aku berangkat Ke Tangerang bersama KaKak Perempuanku, Sely Pasaribu namanya.

Kakak yang menjadi penyemangatku di kota Tangerang tempatku mencari kerja kelak mampu menguburkan mimpi melanjutkan pendidikan itu. Setiap saat aku dan Kakak mencari info lowongan kerja, namun tidak ada satu pun yang kutemukan. Kali itu benar-benar membuatku terpuruk, hingga akhirnya aku diberangkatkan kembali ke Samarinda, Kalimantan Timur pada November 2017. Aku ke sana juga mengharapkan adanya lowongan untuk aku bekerja. Harapku itu pun terjawab, aku disana menemukannya.

Beberapa minggu setelah aku mendapatkan pekerjaan itu, pikiranku selalu dihantui untuk kuliah demi cita-citaku itu. Tahun 2017 akhirnya kuhabiskan di Samarinda, kemudian Januari 2018 aku kembali ke Tangerang bersama Kakak terhebatku sampai dengan 18 Maret 2018. Pada tanggal itu juga aku kembali pulang ke kampun halaman meskipun aku tidak ada membawa uang, namun syukur masih kuucap karena aku sehat dan tak kekurangan apa pun. Setelah di kampung halaman, mulai Maret- Desember 2018 aku membantu orangtuaku yang pekerjaannya sebagai petani. Ladang, sawah menjadi saksi akan segala kerja kerasku dan mungkin jika ia bisa mendengar kesedihan hatiku yang belum kuliah.

Januari 2019, ada sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik di kampungku dan alhasil aku mencoba melamarnya berharap membagi ilmu yang kumiliki. Tahun itu pun berawal baik bagiku, berkat Tuhan  yang luar biasa menghampiriku. Aku diterima sebgai pendidik dan diangkat sebagai tenaga kependidikan di SMP HKI Pulosiborna. Dengan latar pendidikan SMA, saya mencoba optimis membagikan ilmu bagi adik-adik di sana dan hari-hariku pun semakin berwarna. Pekerjaan yang mulia telah ada yang nantinya jembatan untuk kuliahku dan aku tidak harus jauh dari orangtuaku.

Setelah kujalani beberapa bulan pekerjaan itu, tekadku untuk kuliah semakin kuat. Akhirnya kuputuskan untuk kuliah sesuai bidang di pekerjaanku yaitu pendidikan. Walaupun mimpi awalku adalah pendeta, bagiku duduk di bangku kuliah adalah mimpi utamaku. Pada September 2019, aku akhirnya sah menjadi bagian dari Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar dengan motto “ Unggul dan Berdaya Saing.”

Semester satu hingga sekarang pun yaitu semester lima terlalui dengan sangat baik meskipun ditengah pandemi. Tekad dan mimpiku tak akan pernah pudar seperti motto dari universitasku. Dan Untuk aktivitasku saat ini adalah 3K, (Kuliah, Kerja dan Kesawah).

“Setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Setiap masalah pasti ada solusi."

Torop M.Pasaribu

Hotmida Sinaga

Manusia yang penuh dengan noda dosa dan kesalahan. Hiksss :( Pengen kenal dekat boleh ig. @sinagaa2000. Arigatou :)

1 Comments

Post a Comment
Previous Post Next Post